Curahan hati Sang Ayah (Bagian Kedua)

Ia membuka cerita dengan menatap jalan raya yang ramai, Ya! Sekarang adalah malam minggu... Matanya menerawang jauh menembus langit berbintang... Saat itu kita duduk di pinggir jalan, disebuah warung kopi..

"Anakku sudah besar, mau masuk sekolah TK"

Aku menghela nafas.

"Adi namanya, dia persis aku banget, semua orang yang melihatnya, pasti mengatakan itu"

Adi bak pinang dibelah dua dengan ayahnya. Bibir, mata, alis, hidung, semua adalah replika ayahnya. Aku hanya melihat dari foto yang ia tunjukkan. Foto itu mengatakan bahwa sang ayah kangen teramat sangat dengannya, difoto itu Adi sedang meniup lilin kue ulang tahunnya. Sang ayah tidak pernah diperbolehkan melihat, memegang, ataupun bercakap-cakap.

Ia menghisap rokoknya dalam-dalam.

"Adi manggil aku itu dengan sebutan Oom, Ghe..."

Deg! Aku semakin bingung dengan situasi ini. Dalam hati aku marah, bagaimana bisa? Dia itu ayah kandungnya, kenapa ia tidak boleh melihat darah dagingnya sendiri. Bahkan, ibunya mengajarkan untuk memanggil "Oom!" Oooohh, Adi betapa malang nya kau 'Nak..
Mainan yang tiap minggu ibu beri itu adalah pemberian ayahmu yang memendam rindu untuk bertemumu.. Ibumu menuntut ayahmu memberikan uang bulanan yang katanya untuk biaya hidupmu, Ayahmu kabulkan 'Nak demi kamu..

"Bahkan sampai sekarang, aku tidak diperbolehkan melihatnya"


Aku sempat menawarkan opsi, bagaimana kalau kalian bertiga tes DNA, untuk membuktikan ini anak sapa? Kemudian setelah itu, hitam diatas putih dengan saksi, dan memakai pengacara buat surat keterangan dan surat pernyataan, yang isinya kalau memang kamu ayah biologisnya, si ibu harus memberikan ruang dan privacy antara kamu dan Adi, itu yang pertama. Yang kedua, sudah kewajibanmu memberi uang bulanan untuk Adi yang itu ada pertanggungjawaban dari ibunya tentang pengeluaran uang itu, apakah benar digunakan semestinya. Dan seandainya, kamu bukan ayah biologis, ibunya harus mengembalikan sejumlah uang yang sudah kamu beri. Aku berkata begitu... Ia menarik nafas panjang dan berkata,

"Aku sudah memikirkan itu semua, Ghe, aku masih belum bisa, karena ibuku sakit. Untuk saat ini, aq jalani semampu aku, selama aku masih mampu, Ghe..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar