Menyembunyikan demi kebaikan?

Nenek saya berumur 75 tahun. Beliau sangat memperhatikan kesehatan dan gaya hidupnya. Tak dinyana, musibah datang, ia mengidap kanker payudara kepalang basah... Ia telat mengetahuinya, hingga akhirnya dilakukanlah operasi pengangkatan payudara. Seminggu setelah operasi kesehatannya berangsur-angsur membaik bahkan terlampau baik.... Dua minggu berlalu... Tiga minggu berlalu.... Tak disangka dibulan keempat ia mendadak tidak bisa duduk ataupun berdiri... Ia mengeluh kesakitan yang teramat pada punggung belakang... Dibawalah ia kembali ke Surabaya untuk melakukan serangkaian tes kesehatan... Hasilnya sangat mengejutkan, dokter yang menanganinya pun sampai tidak menyangka akan secepat ini... Ya! Sel kanker Nenek sudah menyebar sampai ke tulang punggung dan paru-parunya berair! Ia pun kembali dirawat inap di RS Graha Amerta....

Semua anak-anaknya tidak berani mengatakan dengan berbagai alasan..

"Nanti ibu tambah drop..."

"Kenapa ini terjadi pada ibu? Aku belum menyenangkan ia..." (dengan menangis tersedu-sedu)

"Kita pasti bilang, nanti kita koordinasi..."

* * * *

Menyembunyikan dengan dalih kebaikan adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia, karena kita -anak-anaknya berarti semakin menyakiti ia... Kita melanggar hak hidupnya sebagai seorang manusia... Jangan lupa nenek itu yang mempunyai tubuh, ia tahu apa yang ia rasakan, ia tahu apa yang berubah dari dirinya... Dan yang pasti ia tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya... Tetapi ia memilih diam, karena ia menunggu anak-anaknya mengatakan yang sebenarnya... Kasarannya, bohong kog sama yang sakit...!

Bersikaplah rasional... Berpikirlah yang terburuk sekalipun... Karena kita tidak akan pernah tahu misteri hidup ini....

Umur 75 tahun adalah umur dimana seseorang siap meninggalkan dunia, berbeda dengan kita.... Perasaan takut mati adalah wajar... Karena kita masih belum mendapatkan apa yang kita mau, yang baru menikah ada perasaan takut kehilangan pasangan, yang baru dikaruniai anak ada perasaan takut meninggalkan keluarga kecilnya... Tetapi Nenek, dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan selama hidupnya.... Apa lagi?

* * * *

Katakan secepatnya supaya nenek bisa mengatakan apa yang ia inginkan... Seseorang yang divonis kanker atau penyakit apapun pasti drop.. Itu wajar... Karena ia belum bisa menerima.. Ada perasaan denial (penolakan) dalam dirinya... Tetapi jika kita mengatakan as soon as possible... Saya yakin, ia pasti tahu apa yang akan dilakukan (So, whats next.. She must be know....). Turutilah... Sebagai anaknya, kabulkanlah apa yang ia minta... Jangan lagi berpikir.. "Aku belum ngasih buat ibu, Aku belum nyenengin dia..." Itu salah besar... Ia sangat senang dengan memiliki keenam anaknya yang sudah "jadi", mempunyai cucu-cucu yang sudah "jadi" juga... (kecuali saya, belum ^_^) ...

O c'mon... Think realistic!

Nenek berhak tau!

Minyak Kapak

08.06.09

Seharian ini aku berada di kantor.. Karena sahabatku ulang tahun, Marce. Makanan melimpah ruah... Dasar aku yang lagi kelaparan, kumakan semuanya... Habis itu si Marce mengeluarkan hidangan penutup, es krim!!! Yumzzz...!!! Aku makan deh... Huhuhu.. Puas...

Suamiku dikantor meminta tolong aku untuk membuatkan kopi... Pas buatin, kog aku kepengen ya.. Yaudah aku buat satu lagi untuk diriku... Habis itu.. Perutku serasa ada badai... angin puting beliung, dll... Aku MUAL!! Omigod! Inilah ganjaranku karena terlalu murka!!

Dengan muka memelas aku meminta minyak kayu putih pada Papi Sigit.. Aku langsung melumuri perutku.... Ah leganya... Si suami memberikanku minyak kapak... Omigod... Mataku langsung menerawang jauh... Aku teringat pada almarhum embah kakungku.... Beliau selalu membawa minyak angin cap kapak kemanapun ia pergi... Itulah yang aku ingat darinya... Setiap saat ia selalu mengoleskan minyak angin itu dipelipisnya dikala ia pusing, ia melumurinya di perut buncitnya saat ia masuk angin atau tidak enak badan.. Bahkan ia menghirup aroma wangi minyak angin itu... Aku masih ingat semua momentnya bersama Cap Kapak... 

Aku kangen Embah Kakung.....