Married: Kenyataan yang Berjungkir Balik!


Entah ini artikel ke berapa yang kubuat ttg perkawinan...
Aku heran dengan teman-temanku yang perempuan dan laki-laki yang membodoh-bodohkan aku karena aku menolak 'lamaran' dia untuk meminangku.. Berkali-kali dia melamarku, berkali-kali juga ku menolaknya... Ahh... Aku sungguh tak ingin memasuki dunia perkawinan, dunia semu, dunia yang berjungkir balik antara kenyataan dengan celetukan orang-orang yang sudah mengalaminya...

Perkawinan? Pernikahan? Apapun itu namanya, bagiku adalah suatu monster yang sangat menakutkan bagi aku, momok pertama kali yang harus aku jawab dengan jujur bahwa, "I'm not ready for that". Hantu yang aku selalu harus jawab pada orang-orang yang menanyakan, "Kapan kawin?" Aku benar-benar tidak habis pikir, apa yang enak dari sebuah perkawinan?

Perkawinan hanyalah sebuah neraka atau bahkan jebakan! Yupe! Jebakan bagi tikus, kita -perempuan, adalah tikus yang masuk ke dalam jebakan itu...

Perkawinan hanyalah selembar kertas yang butuh pengakuan dari negara...

Aku tidak butuh semua itu, lebih dari selembar kertas lah yang membuat kita bertanggung jawab... Lebih dari sebuah tanggung jawab ada komitmen dan kesepakatan dengan pasangan yang harus kita buat dan kita jaga..

Aku ingin hidup serumah dengan pasanganku tanpa ada ikatan perkawinan...

Aku heran dan tersenyum menghina ketika melihat teman-temanku banyak yang sudah kawin dan menceramahi aku dengan ceramah bahwa "Kawin itu enak loh".

Enak? Enak hanya semalam aja... Besok kamu harus melalui keadaan yang berjungkirbalik dengan kenikmatan semalam...

Enak semalam.. Ketika tubuhmu dan tubuh dia bersentuhan, beradu dalam peluh dan desahan suara ditambah dengan lenguhan-lenguhan kenikmatan... Nafas berdegup cepat seolah malam itu malam indah milik kalian berdua...

Ooohh itukah yang kalian bilang bahwa kawin itu enak?

Kalau begitu saya bilang, kawin secara negara tidak ada bedanya dengan kawin secara agama (sirri), sama-sama menghalalkan penis masuk vagina...

Kalau begitu, tidak perlu kawin... Buat apa kalau selembar akta perkawinan atau buku kawin hanya untuk melegalkan pejuh yang menyemprot ke liang vagina?

Picik dan Ironi sekali... Aku bahkan bisa bilang MUNAFIK!

Kasihan sekali melihat tikus-tikus -perempuan yang terjebak dalam perangkap bernama perkawinan..

* * * * *

Pertanyaan yang selalu dan selalu akan muncul:

1. Kapan lulus trus wisuda?
Kalau ini sudah terjadi .. ?

2. Kapan kawin ?
Aku selalu menjawab dengan, "Gak pernah ada dalam rencana.." Dan mereka kebingungan dan mulai meributkan mamaku untuk menyuruhku secepatnya.. Untungnya aku punya mama dan bapak yang tidak masalah dengan aku. Mereka selalu menjawab, "Ntar aja, blum punya uang kog kawin..." Dan bapakku, "Terserah dia.. Kalau gak mau jg gpp.." Thanks.. AKu selalu mengatakan pada mereka, "Kalau adik2 mau nikah dl gpp, jgn terpatok dengan mitos Jawa bahwa kakak perempuan dl lah yg harus kawin dan adik perempuan tidak bole melangkahinya, that's SILLY myth!
Kalau yg kedua ini sudah terjadi,,,

3. Kapan nih punya anak?
DAMN! Aku tidak pernah bermimpi punya anak. Persetan dengan kodrat! Kodrat memang bawaan dr lahir, karena aku perempuan aku harus kawin; mengandung; melahirkan; menyusui..? NO! Aku akan memilih kodrat itu dengan tidak menjalani sebagaimana kodrat perempuan!
Nah, kalau ini juga sudah terjadi... R U Ready for this?

4. Kapan mo nambah anak?
GiLA! Hidup ini sudah gila karena dipenuhi dengan orang-orang gila!


Tetapi tidak pernah ada kalimat, "Kapan Cerai?"

Ya inilah hidup yang penuh dengan sandiwara...

8 komentar:

Anonim mengatakan...

Kapan cerai????

hsjinsbsjvbwnhn mengatakan...

hehehe
emang sih perempuan indon rata2 pingin cpet nikah,
termasuk saya :")

alasanny sih biar cepet keluar dri beban hidup (kuliah) trus rasany enak kali y klo ada yg bisa diandelin wat idup, kt ortu jga biar jarak m anakny gag trlalu jauh.

tapi sayang, calon masih nyari. susahh..

hehe..

salut ama mbak , jadi pingin kenal :)

Anonim mengatakan...

Git, just read your blog. Bagus2! Walaupun judul blognya kaya buku ehehehehhee... How's life?

BTW, kapan kawin? HUHAUHAUHAUHAUHAUHAUHAUHAUHUAHA

Anonim mengatakan...

Salah satu hal yg paling bodoh yang pernah saya baca,

melihat tingkah laku dari kalimat yang kamu buat..,

kamu gak akan pernah merasa senang di dunia ini dengan menentang kodrat, or atleast a lasting happiness.

orang kayak kamu banyak bunuh diri karna gak menemukan alasan yg worth it untuk hidup..

semua hanya sesaat

Anonim mengatakan...

gw jg... dah janji ga bakal kawin kog git !
tp kayaknya keluarga maksa deh... T_T
makanya gwa menghindar trus

Unknown mengatakan...

buat anonim, klo km emang berani berdebat, jgn hanya meninggalkan jejak ANONIM.

KOdrat memang ada, tp memilih untuk berlaku seperti kodrat itu adalah pilihan setiap orang..

Menikah adalah pilihan. Tidak semua orang HARUS menikah, mereka pasti punya alasan dibalik itu semua...

Coba tunjukkan pada saya siapa2 saja org yg akan bunuh diri karena merasa tidak worth itu.

Menikah juga bukan alasan untuk worth it! Justru saya lebih kasihan pd anda...

Chryz mengatakan...

"Kasihan sekali melihat tikus-tikus -perempuan yang terjebak dalam perangkap bernama perkawinan.."

Waahhh, jd tersentil dengan pernyataan ini, hehehe.
Menikah emang suatu pilihan, terserah pada individunya untuk memilih yang mana. Tapi gw kok kurang setuju dengan opini bahwa perkawinan adalah sebuah neraka/jebakan. Karena seperti yang anda bilang juga, menikah membutuhkan sebuah tanggung jawab, komitmen dan kesepakatan dengan pasangan yang harus kita buat dan kita jaga. Memang perjalanan sebuah perkawinan ga mungkin bakal selalu mulus, kerikil pasti selalu ada, tapi kembali lagi pada bagaimana kita dan pasangan menyikapinya kan.

menentukan pilihan itu boleh-boleh saja, tapi jangan mendiskreditkan perkawinan itu sendiri, atau bahkan orang-orang yang melakukannya, karena yang merasakan perkawinan adalah surga juga banyak, salah satunya adalah sy.

sekedar beropini, salam kenal =)

Unknown mengatakan...

@chryz: sah sah aja berkomentar, forum bebas kog buu..

tetapi klo mo berbicara politik, dalam perkawinan adalah politik juga.. Tahukah anda bahwa perkawinan adalah pelacuran atas nama Tuhan. Krn sbg istri tanpa dibayar hrs melayani suami, apalagi jika suami memaksa.. *mending jd pekerja seks aja, dibayar..*

kedua, anak adalah politik jg.. membesarkan anak hingga gede, tak ubahnya berinvestasi, krn jika sdh besar, anak kerja, hrs membiayai ortunya, bahkan ada ortu yg terang2an memaksa anaknya menikah di usia 22 thn, apa alasanya? menyerahkan tanggung jawab, krn dengan anak ikut suami berarti menyerahkan tggjwb dan mengurangi satu mulut untuk dikasih makan..

:)

ini mnrt kacamata saya..

boleh beda khan bu?

Posting Komentar